LIFE: PERSIAPAN UNTUK KEADAAN DARURAT
Hari ini, 10 Agustus 2019, adalah hari Sabtu di mana gue bisa bangun jam berapapun yang gue mau karena ini adalah hari istirahat gue.
Tapi pagi ini gue kebangun pagi sekali (terkejoed) dengan bercucuran air mata.
Gue mimpi buruk.
Mimpi gue seperti kenyataan sampai-sampai air mata gue ngalir pas lagi tidur.
Gue mimpi tentang tsunami.
Ceritanya gue entah mengapa ke Jogja sendiri tanpa suami trus gue seperti yang sebelum-sebelumnya yaitu nginep di rumah orang tua gue di Godean.
Trus tetiba gue berada di salah satu kamar di rumah gue yang gatau kenapa bisa punya mini projektor untuk menembakkan salah satu serial Netflix di salah satu bagian dinding yang kosong.
Lagi asik nonton, dunia berguncang, literally. Gue langsung lari keluar manggilin ayah ibu dan adek-adek gue.
Trus dari jendela gue bisa liat ada air, gue langsung ambil selimut dan kunci mobil lalu buka pagar dan bunyiin klakson sekuat-kuatnya dan berkali-kali.
Semua orang di rumah gue berhasil naik ke mobil.
Bokap nyuruh supir (sumpah gue gapunya supir, ini hanya stranger siapa gatau) untuk menuju ke Kaliurang (tempat yang tinggi di Jogja).
Tapi entah mengapa mimpi gue berganti jadi gue dan sekeluarga panik lari-lari tanpa mobil karena kita seperti dikejar oleh gelombang air yang tinggi.
Gue liat muka bokap... Langsung nangis.
Trus gue kebangun.
Kalo mimpinya alurnya bagus, percayalah itu hanya di film ya.
Well, gue mau share aja beberapa insight gue tentang persiapan menghadapi bencana alam yang gue dapetin dan tamabahin dikit dari lembaran belakang komik Doraemon jadul gue (ini mungkin karena di Jepang sering bencana ya makanya pengetahuan kaya gini dishare di komik terkenal):
1. Selalu sedia makanan instan dan air layak minum di sebuah tas yang jumlahnya disesuaikan dengan jumlah orang yang tinggal di rumah. Misalnya di rumah kalian ada ayah ibu kakak dan adik (total 5 orang sekaligus kalian), jadi makanan instan itu kalo bisa 5 kali jumlah orang dan masing-masing orang membawa tas masing-masing berisi makanan darurat. Apa aja makanannya?
Tapi pagi ini gue kebangun pagi sekali (terkejoed) dengan bercucuran air mata.
Gue mimpi buruk.
Mimpi gue seperti kenyataan sampai-sampai air mata gue ngalir pas lagi tidur.
Gue mimpi tentang tsunami.
Ceritanya gue entah mengapa ke Jogja sendiri tanpa suami trus gue seperti yang sebelum-sebelumnya yaitu nginep di rumah orang tua gue di Godean.
Trus tetiba gue berada di salah satu kamar di rumah gue yang gatau kenapa bisa punya mini projektor untuk menembakkan salah satu serial Netflix di salah satu bagian dinding yang kosong.
Lagi asik nonton, dunia berguncang, literally. Gue langsung lari keluar manggilin ayah ibu dan adek-adek gue.
Trus dari jendela gue bisa liat ada air, gue langsung ambil selimut dan kunci mobil lalu buka pagar dan bunyiin klakson sekuat-kuatnya dan berkali-kali.
Semua orang di rumah gue berhasil naik ke mobil.
Bokap nyuruh supir (sumpah gue gapunya supir, ini hanya stranger siapa gatau) untuk menuju ke Kaliurang (tempat yang tinggi di Jogja).
Tapi entah mengapa mimpi gue berganti jadi gue dan sekeluarga panik lari-lari tanpa mobil karena kita seperti dikejar oleh gelombang air yang tinggi.
Gue liat muka bokap... Langsung nangis.
Trus gue kebangun.
Kalo mimpinya alurnya bagus, percayalah itu hanya di film ya.
Well, gue mau share aja beberapa insight gue tentang persiapan menghadapi bencana alam yang gue dapetin dan tamabahin dikit dari lembaran belakang komik Doraemon jadul gue (ini mungkin karena di Jepang sering bencana ya makanya pengetahuan kaya gini dishare di komik terkenal):
1. Selalu sedia makanan instan dan air layak minum di sebuah tas yang jumlahnya disesuaikan dengan jumlah orang yang tinggal di rumah. Misalnya di rumah kalian ada ayah ibu kakak dan adik (total 5 orang sekaligus kalian), jadi makanan instan itu kalo bisa 5 kali jumlah orang dan masing-masing orang membawa tas masing-masing berisi makanan darurat. Apa aja makanannya?
- Mie instan
- Minuman mengenyangkan (bukan Okky Jelly Drink ya, sebut saja Energen)
- Makanan kaleng (tuna kaleng, kornet)
2. Sedia selimut/sleeping bag. Sekali lagi, kalo perlu mah tiap orang bawa masing-masing.
3. Dokumen penting seperti paspor, buku tabungan, ijazah, sertifikasi, sertifikat tanah/rumah, dan lain-lain. Mungkin yang ini biasakan memang sudah disatukan di suatu folder/tas jadi kalo ada bencana tinggal angkut ga perlu cari-cari. Dan untuk yang membawa ini cukup satu orang saja.
4. Baju ganti berupa baju hangat dan pakaian dalam. Jangan kaya mau pindahan, secukupnya saja. Kok pakaian dalam dibawa juga Kak? Ya karena beberapa orang tidur itu gapake pakaian dalam bahkan ada yang telanjang.
5. Alat mandi. Ini secukupnya aja dan travel size.
6. Jas hujan.
7. Senter dan ada batrenya.
8. Peluit.
9. P3K (ini bahkan harus ada di tiap kendaraan baik itu motor atau mobil)
Nah itu aja kayanya yang bisa gue inget dan gue pikir, apalagi yah? Komen di bawah...
Yang jelas semua dipack dengan ringkes, ringan (karena buat run for your life), dan pastikan tanggal kadaluarsa makanan masih lama. Dan benda-benda seperti sedotan SJW, tas mevvah, badge id card kantor, gausah dibawa!
Nah, memang butuh biaya yang siap membeli barang-barang yang hanya untuk disimpan dan berharap tidak pernah digunakan. Makanya kerja dan usaha!
Eh disimpan? Di mana dong simpennya?
Kalo di komik Doraemon yang gue baca, mereka kaya nyimpen di tempat yang mudah dijangkau namun terhindar dari sinar matahari langsung. Lupa gue.
Kita simpen di masing-masing kamar aja kali ya, biar kenapa2 langsung angkut dan save ourselves.
Gitu aja deh. Dan jangan pernah berharap semua barang itu kalian gunakan alias berdoa supaya bencana/ keadaan darurat tidak terjadi.
Cheers,
Girl next door.
Komentar
Posting Komentar