HAPPY NEW YEAR 2019!


Good afternoon, good morning, and good evening.


Selamat Tahun Baru 2019, para pembaca tersayang…

2019 mungkin memiliki banyak tantangan baru, tapi yang gue tau, para pembaca gue adalah orang-orang terpilih yang kalo jatuh bisa bangkit lagi, jadinya ga pernah takut sama tantangan baru di 2019 J

Biar semangat, dengerin lagu Up&Up – Coldplay deh sambil baca tulisan gue.

Tulisan kali ini gue ga akan membahas tentang make-up atau skincare, tapi lebih ke journey.

Gue pribadi ga pernah punya resolusi yang thoughtful gitu, adanya resolusi yang goyangnya bikin hepi eh maksudnya yang sederhana aja seperti mulai pake serum anti-aging dan lebih banyak bersyukur.

Bersyukur itu hal sederhana tapi susah banget dilakukan, siapa yang setuju?
Bersyukur karena promosi di kerjaan setelah 5 tahun stuck dan bersyukur masih bisa kerja atau bersyukur sembuh dari penyakit dan bersyukur masih bisa bangun pagi dengan tubuh sehat, tentu berbeda ya…
Berani taruhan pasti lebih dahsyat bersyukurnya ketika mendapat sesuatu yang diharapkan, bukan yang emang sudah rutin kita nikmati (bangun pagi dan kerja tiap hari).

Kalo gue mencoba ganti kata-katanya, misalnya walaupun gue sakit, gue bersyukur karena hari ini bisa bernafas dan masih bisa beraktivitas. Atau misalnya gue belum punya mobil, tapi gue bersyukur karena masih bisa memakai alat transportasi paling murah yaitu kaki gue yang lengkap dan sehat. Kira-kira gimana ya?

Hal inilah yang gue mau belajar di 2019 ini yaitu bersyukur bukan karena semuanya baik-baik aja, tapi bersyukur dalam segala hal.

Kalo ada temen gue yang ngomong sometimes, life is a bitch.
Trus jawaban gue pasti let’s fuck it harder. WQWQ jangan ngeres ya…

Maksudnya itu adalah kalo kehidupan itu terasa susah banget, nyebelin banget, apa yang kita harapkan ga pernah terjadi, yang kita lakukan adalah jangan mau kalah, tapi tetep berjuang melakukan sesuatu dan ga putus asa. Begitchu…

Tapi yang jadi concern gue adalah kalo kita udah cape banget berjuang, regardless apa hasilnya, selalu ambil suatu waktu untuk berhenti sejenak. Kita belajar untuk mendengar diri kita sendiri kapan harus berhenti dan memulai lagi.

Keuntungan belajar untuk mendengarkan diri sendiri adalah kita mendapatkan ketenangan batin (cailah kaya habis ikut ESQ wkwk).
Tapi beneran nih, ga semua orang bisa dan mau mendengarkan dirinya sendiri sehingga mereka ga bisa bersahabat dengan dirinya sendiri. Hidup mereka didikte oleh orang lain, keadaan, ataupun oleh materi, dan itu membuat ketahanan batin mereka pun ga sekuat orang yang selalu belajar mendengar dirinya sendiri.

Misalnya, lebih mendengarkan omongan orang yang bilang kalo cantik harus putih, jadinya bela-belain beli krim mengandung merkuri, yang penting putih.
Atau lebih mendengarkan trend masa kini yaitu kalo ga pake gadget tertentu tandanya cupu, jadiya bela-belain nilep duit kembalian belanja ke warung dari mamah.

Jangan sedih beb, gue juga sempet menjadi pribadi yang tidak mendengarkan diri sendiri atau istilah kerennya berdamai dengan diri sendiri.
Gue berlaku keras banget ke diri sendiri, apalagi kalo gue ga bisa/mampu mencapai suatu tujuan yang gue mau. Gue marah ke diri sendiri, merasa tidak berharga, dan yang ada adalah perasaan rendah diri. Bahkan beberapa kali gue kehilangan kontrol atas diri sendiri and it was like hell.

Tapi itu dulu, sekarang tidak…

Ketahanan batin gue udah dalam tahap masa yang tenang dan mulai kuat karena gue udah berdamai dengan keadaan gue/diri gue sendiri. Gue menerima gue yang bekas jerawatnya lumayan banyak, gue menerima gue yang matanya rabun jauh sampe minus 5.5, gue menerima gue yang udah berlapis-lapis pake lipbalm tapi bibir tetep kelupas, dan lain-lain.

Setiap pagi gue ingat, kalo hari ini ada yang bikin gue ngamuk, gue harus inget seberapa jauh sudah perjalanan gue untuk mencapai ke titik ketenangan batin ini.

Dan gue pun hidup lebih berbahagia dan produktif.

Jadi, sekeras apapun badai dalam hidup kita, se-bitchy apapun hidup ini, kita bisa tetap tenang karena ketahanan dari dalam diri kita kuat. 
Jadi bisa lebih rasional/kepala dingin untuk mencari jalan keluar terbaik dan lebih hebatnya lagi, di tengah badai kita bisa tetep bersyukur.

Karena berdamai dengan diri sendiri adalah koentji.


Oke, sekian dulu tulisan gue kali ini.

Selamat menempuh hidup baru di 2019.
Jadilah seperti bulu ketek, walaupun terhimpit tapi tetap bertumbuh – Anonim di Twitter
dan….

Semoga di 2019, kalian bisa berdamai dengan diri sendiri yah J
It always starts with you…. and don’t ever give up.

Cheers,

Clairine -girl next door-

Twitter: @clairehagins
Instagram: @clairinesolagratia




Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

TRIP: PERSIAPAN MUSIM DINGIN DI KOREA SELATAN

TRIP: UNIVERSAL STUDIOS JAPAN VS TOKYO DISNEYSEA

TRIP: LIBURAN HEMAT KE JEPANG 14 HARI TANPA JRPASS & TIPS-TIPS